BAB I
PENDAHULUAN
- A. Latar belakang
Salah satu
mewujudkan visi dan misi bangsa Indonesia pada masa mendatang telah termuat
dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara yaitu mewujudkan sistem dan iklim
pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu guna memperteguh akhlak mulia,
kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, berdisplin dan
bertanggung jawab,berketerampilan serta menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam rangka mengembangkan kualitas manusia Indonesia.Terlihat dengan
jelas GBHN mengamanatkan tentang arah kebijakan dibidang pendidikan diantaranya
yaitu meningkatkan kemampuan akademik dan profesional serta meningkatkan
jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan, sehingga tenaga pendidik mampu
berfungsi secara optimal terutama dalam peningkatan watak atau karakter pendidik
dan budi pekerti. Prioritas pembangunan nasional sebagaimana
yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional
Tahun 2005 – 2025 (UU No. 17 Tahun 2007) antara lain adalah dalam mewujudkan
masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab
berdasarkan falsafah Pancasila”. Salah satu upaya untuk merealisasikannya
adalah dengan cara memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui pendidikan.
Upaya ini bertujuan untuk membentuk dan membangun manusia Indonesia yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara
kerukunan internal dan antar umat beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya,
mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan
memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalam rangka memantapkan landasan
spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.
Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan
manusia yang tak pernah bisa ditinggalkan.
Pendidikan
bukanlah proses yang diorganisasi secara teratur, terencana, dan menggunakan
metode-metode yang dipelajari serta berdasarkan aturan-aturan yang telah
disepakati mekanisme penyelenggaraan oleh suatu komunitas suatu masyarakat
(Negara), melainkan lebih merupakan bagian dari kehidupan yang memang telah
berjalan sejak manusia itu ada.Pendidikan bisa dianggap sebagai proses yang
terjadi secara sengaja, direncanakan, didesain, dan diorganisasi berdasarkan
aturan yang berlaku terutama perundang-undangan yang dibuat atas dasar
kesepakatan masyarakat.Pendidikan sebagai sebuah kegiatan dan proses aktivitas
yang disengaja merupakan gejala masyarakat ketika sudah mulai disadari
pentingnya upaya untuk membentuk, mengarahkan, dan mengatur manusia sebagaimana
dicita-citakan masyarakat.
- B. Tujuan
Adapun
tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
- Untuk mengetahui dan memahami definisi dan Perkembangan Pendidikan Karakter Bangsa
- Mengetahui Strategi-strategi dalam Perkembangan Pendidikan Berkarakter
- Mengetahui tujuan perkembangan Pendidikan Karakter Bangsa
- C. Rumusan Masalah
Berdasarkan
permasalahan yang terurai diatas maka penulis membuat rumusan masalah sebagai
berikut :
- Apa saja yang dapat dilakukan untuk membangun kepribadian dalam pendidikan karakter bangsa?
- Bagaimanakah Pendidikan karakter bangsa Saat ini?
- Bagaimana Proses Perkembangan Pendidikan karakter bangsa?
- D. Ruang Lingkup
Ruang
lingkup dalam makalah ini mengurai tentang Perkembangan Pendidikan Karakter
Bangsa dengan mengritisi Pendidikan karakter Bangsa dalam keterpaduan
pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi dan makna Pendidikan
Karakter
Pendidikan
karakter adalah suatu sistem penamaan nilai-nilai karakter yang meliputi
komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan
nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri,sesama,lingkungan,maupun kebangsaan.Pengembangan karakter bangsa dapat
dilakukan melalui perkembangan karakter individu seseorang.Akan tetapi, karena
manusia hidup dalam lingkungan sosial dan budaya tertentu, maka perkembangan
karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial
dan budaya yang bersangkutan.Artinya, perkembangan budaya dan karakter dapat
dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik
dari lingkungan sosial,budaya masyarakat, dan budaya bangsa.Lingkungan sosial
dan budaya bangsa adalah Pancasila, jadi pendidikan budaya dan karakter adalah
mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peseta didik melalui pendidikan
hati, otak, dan fisik.
Pendidikan
karakter atau pendidikan watak sejak awal munculnya pendidikan oleh para ahli
dianggap sebagai suatu hal yang niscaya.John Sewey, misalnya, pada tahun 1916
yang mengatakan bahwa sudah merupakan hal yang lumrah dalam teori pendidikan
bahwa pembentukan watak merupakan tujuan umum pengajaran dan pendidikan budi
pekerti di sekolah.Kemudian pada tahun 1918 di Amerika Serikat (AS), Komisi
Pembaharuan Pendidikan Menengah yang ditunjuk oleh Perhimpunan Pendidikan
Nasioanal melontarkan sebuah pernyataan bersejarah yaitu mengenai tujuan-tujuan
pendidikan umum.Lontaran itu dalam sejarah kemudian dikenal sebagai “Tujuh
Prinsip Utama Pendidikan” , antara lain :
- Kesehatan
- Penguasaan proses-proses fundamental
- Menjadi anggota keluarga yang berguna
- Pekerjaan
- Kewarganegaraan
- Penggunaan waktu luang secara bermanfaat
- Watak susila
Pendidikan
ke arah terbentuknya karakter bangsa para siswa merupakan tanggungjawab semua
guru. Oleh karena itu, pembinaannya pun harus oleh guru. Dengan demikian, kurang
tepat jika dikatakan bahwa mendidik para siswa agar memiliki karakter bangsa
hanya ditimpahkan pada guru mata pelajaran tertentu, misalnya guru PKN
atau guru
pendidikan agama. Walaupun dapat dipahami bahwa yang dominan untuk
mengajarkan pendidikan karakter bangsa adalah para guru yang relevan dengan
pendidikan karakter bangsa.Tanpa terkecuali, semua guru harus menjadikan
dirinya sebagai sosok teladan yang berwibawa bagi para siswanya. Sebab tidak
akan memiliki makna apapun bila seorang guru PKn mengajarkan menyelesaikan
suatu masalah yang bertentangan dengan cara demokrasi, sementara guru lain
dengan cara otoriter. Atau seorang guru pendidikan agama dalam menjawab
pertanyaan para siswanya dengan cara yang nalar sementara guru lain hanya
mengatakan asal-asalan dalam menjawab.
Pendidikan
merupakan bagian penting dari kehidupan manusia yang tak pernah
ditinggalkan.Sebagai sebuah proses, ada dua hal asumsi yang berbeda mengenai
pendidikan dalam kehidupan manusia.Pertama, bisa dianggap sebagai sebuah proses
yang terjadi secara tidak disengaja atau berjalan secara alamiah.Pendidikan
bukanlah proses yang diorganisasi secara teratur, terencana, dan mengunakan
metode-metode yang dipelajari serta berdasarkan aturan-aturan yang telah
disepakati mekanisme penyelenggaraannya oleh suatu komunitas masyarakat
(Negara), melainkan lebih merupakan bagian dari kehiupan yang memang telah
berjalan sejak manusia itu ada.Pengertian ini menunjuk bahwa pada dasarnya
manusia secara alamiah merupakan mahkluk yang belajar dari peristiwa alam dan
gejala-gejala kehidupan yang ada untuk mengembangkan kehidupannya.Kedua,
pendidikan dianggap sebagai proses yang terjadi secara sengaja, disengaja, dan
diorganisasi berdasarkan aturan yang berlaku, terutama perundang-undangan yang
dibuat atas dasar kesepakatan masyarakat.Pendidikan sebagai sebuah kegiatan dan
proses aktivitas yang disengaja ini merupakan gejala masyarakat ketika sudah
mulai disadari pentingnya upaya untuk membentuk, mengarahkan, dan mengatur
manusia sebagaimana dicita-citakan masyarakat terutama cita-cita orang yang
mendapatkan kekuasaan.Cara mengatur manusia dalam pendidikan ini tentunya
berkaitan dengan bagaimana masyarakat akan diatur.Artinya, tujuan dan pengorganisasian
pendidikan mengikuti arah perkembangan sosio-ekonomi yang berjalan.Jadi, ada
aspek material yang menjelaskan bagaimana arah pendidikan didesain berdasarkan
siapa yang paling berkuasa dalam masyarakat tersebut. Karakter merupakan
perpaduan antara moral, etika, dan akhlak. Moral lebih menitikberatkan pada
kualitas perbuatan, tindakan atau perilaku manusia atau apakah perbuatan itu
bisa dikatakan baik atau buruk, atau benar atau salah. Sebaliknya, etika
memberikan penilaian tentang baik dan buruk, berdasarkan norma-norma yang
berlaku dalam masyarakat tertentu, sedangkan akhlak tatanannya lebih
menekankan bahwa pada hakikatnya dalam diri manusia itu telah tertanam
keyakinan di mana ke duanya(baik dan buruk) itu ada. Karenanya, pendidikan karakter
dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan
moral, pendidikan watak, yang tujuannya mengembangkan kemampuan peserta didik
untuk memberikan keputusan bai-buruk, memelihara apa yang baik itu, dan
mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
2.2 Membangun Karakter dan Kepribadian
Bangsa
Membangun
karakter bangsa adalah membangun pandangan hidup, tujuan hidup, falsafah hidup,
rahasia hidup serta pegangan hidup suatu bangsa.Sebagai bangsa, bangsa Indonesia
telah memiliki pegangan hidup yang jelas.Dimulai sejak dikumandangkannya
Proclamation of Independence Indonesia dan dicetuskannya declaration of
Independence sebagai cetusan kemerdekaan dan dasar kemerdekaan, sekaligus
menghidupkan kepribadian bangsa Indonesia dalam arti kata yang seluas-luasnya
meliputi kepribadian politik, kepribadian ekonomi, kepribadian sosial,
kepribadian kebudayaan dan kepribadian nasional.Membangun karakter sangat
diperlukan dalam memaknai kehidupan merdeka yang telah dicapai oleh bangsa kita
atas karunia Tuhan .Pembentukan karakter adalah proses membangun dari bahan
mentah menjadi cetakan yang sesuai dengan bakat masing-masing.Pendidikan adalah
proses pembangunan karakter.Pembangunan karakter merupakan proses membentuk
karakter, dari yang kurang baik menjadi lebih baik, tergantung pada bekal
masing-masing.Mau dibawa kemana karakter tersebut dan mau dibentuk seperti apa
nantinya, tergantung pada potensinya dan juga tergantung pada peluangnya.
Pembangunan
dan pendidikan karakter sebenarnya telah dibatasi (kontradiktif) dengan
pendidikan mahal dan komersil atau kapatalisme pendidikan.Bangsa adalah
kumpulan manusia individual, Karakter bangsa dicerminkan oleh karakter
manusia-manusia yang ada di dalam bangsa tersebut.Sebuah bangsa lahir mirip
dengan seorang manusia lahir.Seorang bayi lahir dari perjuangan keras seorang
ibu.Pembangunan karakter bangsa juga demikian, dimana pembangunan karakter
bangsa berkaitan dengan sejarah dimasa lalu yang memberikan syarat-syarat
material yang memunculkan persepsi masyarakat terhadap kondisinya tersebut,
dipengaruhi oleh kejadian konkret di masa kini.Pembangunan karakter diperlukan
untuk menumbuhkan watak bangsa yang bisa dikenali secara jelas, yang membedakan
diri dengan bangsa lainnya, dan ini diperlukan untuk menghadapi situasi zaman
yang terus berkembang.Pembangunan karakter menjadi penting karena situasi
kehidupan tertentu dan konteks keadaan tertentu membutuhkan karakter yang
sesuai untuk menjawab keadaan yang ada tersebut.Misalnya, bangsa yang masih
rendah teknologinya memerlukan karakter yang produktif dan kreatif dari
generasi bangsanya, tempat berpikir ilmiah menjadi titik tekan karena hal
itulah yang sangat dibutuhkan untuk menjawab tuntutan.Pembangunan karakter yang
keras harus dilakukan untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan masyarakat.Jangan
sampai titik tekan pembangunan karakter tersebut justru menjadi tidak cocok
dengan kebutuhan untuk mengatasi masalah yang ada.Pembanguna karakter itulah
yang kemudian dapat dilakukan oleh pendidikan karena didalamnya proses sosial
mengarahkan generasi yang dilakukan.
Kepribadian
manusia selalu berkembang sehingga bisa dibentuk ulang dan diubah.Kepribadian
adalah hubungan antara materi tubuh dan jiwa seseorang yang perkembangannya
dibentuk oleh pengalaman dan kondisi alam bawah sadar yang terbentuk sejak awal
pertumbuhan manusia, terutama akibat peristiwa-peristiwa psikologis yang
penting dalam pertumbuhan diri.Banyak yang beranggapan bahwa tidak ada orang
yang memiliki dua kepribadian, kecuali orang yang sakit jiwa.Kepribadian orang
digunakan untuk merespons lingkungan disekitarnya.Bukan segala tingkah laku
orang dapat ditentukan kepribadiannya, akan tetapi ada saat tertentu lingkungan
luar dapat mengubah kepribadian seseorang jika lingkungan tersebut memiliki pengaruh
yang sangat besar.Oleh karena itu, Kepribadian dapat berubah apabila lingkungan
tiba-tiba berubah.
2.3 Pendidikan Karakter Bangsa
Pendidikan
karakter menjadi kunci terpenting kebangkitan Bangsa Indonesia dari
keterpurukan untuk menyongsong datangnya peradaban baru.Di Indonesia,
akhir-akhir ini menjadi isu yang sangat hangat sejak Pendidikan Karakter
dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada saat Peringatan
Hari Pendidikan Nasional, pada tanggal 2 mei 2010 lalu.Tekad Pemerintah
tersebut bertujuan untuk mengembangkan karakter dan budaya bangsa sebagai
bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan Nasional yang harus didukung
secara serius.Karakter bangsa dapat dibentuk dari program-program pendidikan
atau dalam proses pembelajaran yang ada di dalam kelas.Akan tetapi, apabila
pendidikan memang bermaksud serius untuk membentuk suatu karakter
generasi bangsa, ada banyak hal yang harus dilakukan, dan dibutuhkan penyadaran
terhadap para pendidik dan juga terhadap pelaksana kebijakan pendidikan.Jika
kita pahami arti dari Pendidikan secara luas, pendidikan sebagai proses
penyadaran, pencerdasan dan pembangunan mental atau karakter, tentu bukan hanya
identik dengan sekolah.Akan tetapi, berkaitan dengan proses kebudayaan yang secara
umum sedang berjalan, dan juga memliki kemampuan untuk mengarahkan
kesadaran,membentuk cara pandang, dan juga membangun karakter generasi
muda.Artinya, karakter yang menyangkut cara pandang dan kebiasaan siswa,
remaja, dan juga kaum muda secara umum sedikit sekali yang dibentuk dalam ruang
kelas atau sekolah, akan tetapi lebih banyak dibentuk oleh proses sosial yang
juga tak dapat dilepaskan dari proses ideoogi dan tatanan material-ekonomi yang
sedang berjalan.
Mendidik
budaya dan karakter bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri
peserta didik melalui Pendidikan hati, otak, dan fisik.Pendidikan adalah suatu
usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta
didik.Pendidikan adalah suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan
generasi muda bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih
baik di masa depan.Keberlangsungan tersebut dapat ditandai oleh pewarisan
budaya dan karakter yang telah dimiliki masyarakat dan bangsa.Oleh karena itu,
pendidikan merupakan proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi generasi
muda dan juga proses pengembangan budaya karakter bangsa untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa di masa mendatang.Dalam proses
pendidikan budaya dan karakter bangsa, secara aktif peserta didik mengembangkan
potensi dirinya, melakukan proses interalisasi, dan penghayatan nilai-nilai
menjadi kepribadian dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan kehidupan
masyarakat yang lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang
bermartabat.Berdasarkan pengertian budaya, karakter bangsa,dan pendidikan yang
telah dikemukakan diatas maka pendidikan budaya dan karakter bangsa dimaknai
sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
pada diri peserta didik sehingga memiliki nilai dan karakter sebagai karakter
diri, yang menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai
anggota masyarakat, dan warga Negara yang religius, nasionalis, produktif dan
kreatif.Atas dasar pemikiran itu, pengembangan pendidikan budaya dan karakter
sangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa di masa
mendatang.Perkembangan tersebut harus dilakukan melalui perencanaan yang baik,
pendekatan yang sesuai, dengan metode belajar serta pembelajaran yang
efektif.Sesuai dengan sifat suatu nilai, pendidikan budaya dan karakter bangsa
adalah usaha bersama sekolah oleh karenanya harus dilakukan secara bersama oleh
semua guru dan pemimpin sekolah, melalui semua mata pelajaran, dan menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari budaya sekolah.
Fungsi
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa adalah perkembangan potensi peserta didik
agar menjadi berperilaku baik, dan bagi peseta didik yang telah memiliki sikap
dan perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa, untuk memperkuat
pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam perkembangan potensi peserta
didik yang bermartabat, dan juga untuk menyaring budaya bangsa sendiri dengan
bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
yang bermartabat.
2.4
Strategi-Strategi dalam Pendidikan Karakter
Strategi
Pendidikan Karakter yang akan dibahas adalah Strategi Pendidikan Karakter
melalui Multiple Talent Aproach (Multiple Intelligent).Strategi Pendidikan
Karakter ini memiliki tujuan yaitu untuk mengembangkan seluruh potensi anak
didik yang manifestasi pengembangan potensi akan membangun Self Concept
yang menunjang kesehatan mental.Konsep ini menyediakan kesempatan bagi
anak didik untuk mengembangkan bakat emasnya sesuai dengan kebutuhan dan
minat yang dimilikinya.Ada banyak cara untuk menjadi cerdas, dan cara ini
biasanya ditandai dengan prestasi akademik yang diperoleh disekolahnya dan anak
didik tersebut mengikuti tes intelengensia.Cara tersebut misalnya melalui
kata-kata, angka, musik, gambar, kegiatan fisik atau kemamuan motorik atau
lewat cara sosial-emosional.
Menurut
Gardner (1999), manusia itu sedikitnya memiliki 9 kecerdasan.Kecerdasan
manusia, saat ini tak hanya dapat diukur dari kepandaiannya menguasai
matematika atau menggunakan bahasa.Ada banyak kecerdasan lain yang dapat
diidentifikasi di dalam diri manusia.Sedangkan menurut Howard Gardner (1999)
yang menjelaskan 9 kecerdasan ganda, apabila dipahami dengan baik, akan membuat
semua orang tua memandang potensi anak lebih positif.Terlebih lagi, para orang
tua (guru) dapat menyiapkan sebuah lingkungan yang menyenangkan dan
memperdayakan di sekolah.Konsep Multiple Intelligence mengajarkan kepada anak
bahwa mereka bisa belajar apapun yang mereka ingin ketahui.Bagi Orangtua atau
guru , yang dibutuhkan adalah kreativitas dan kepekaan untuk mengasah anak
tersebut.Baik guru atau Orang tua juga harus berpikir terbuka, keluar dari
paradigma tradisional.Kecerdasan bukanlah sesuatu yang bersifat
tetap.Keceradasan bagaikan sekumpulan keterampilan yang dapat ditumbuhkan dan
dikembangkan.Kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan masalah, kemampuan
untuk menciptakan masalah baru untuk dipecahkan, kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang berharga dalam suatu kebudayaan masyarakat.Melalui pengenalan
Multiple Intellegence, kita dapat mempelajari kekuatan atau kelemahan anak dan
dapat memberikan mereka peluang untuk belajar melalui kelebihan mereka,
tujuannya adalah agar anak memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi dunia.
2.5 Tujuan Pendidikan Karakter
Bangsa
Perkembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Pengertian Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan
di Indonesia.Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan Nasional Berfungsi
mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peseta didik agar menjadi manusia yag beriman,dan bertakwa kepaa Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia,sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.tujuan Pendidikan
Nasional merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus
dikembangkan oleh setiap satuan Pendidikan.Oleh karena itu, rumusan tujuan
Pendidikan Nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan budaya dan
karakter bangsa.Untuk mendapatkan wawasan mengenai arti pendidikan budaya dan
karakter bangsa perlu dikemukakkan pengertian istilah budaya, karakter bangsa,
dan pendidikan.Tujuan Pendidikan Pendidikan Karakter Bangsa diantaranya adalah
sebagai berikut :
- Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan Warga Negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
- Mengembangkan Kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya dan karakter bangsa
- Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa
- Mengembangkan kemampuan pesrta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan dan
- Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman,jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.
Nilai-nilai
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa merupakan Nilai-nilai yang dikembangkan
dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa dan diidentifikasi dari
sumber-sumber Agama, karena masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama,
maka kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran
agama dan kepercayaan.Secara politis, kehidupan kenegaraan didasari pada nilai
yang berasal dari agama.Dan sumber yang kedua adalah Pancasila, Pancasila :
Negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan
kebangsaan dan kenegaraan yang disebut dengan Pancasila.Pancasila terdapat pada
Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut lagi dalam pasal-pasal yang
terdapat dalam UUD 1945.Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi,
kemasyarakatan, budaya dan seni.
Pendidikan
budaya dan karakter bangsa bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi
Warga Negara yang lebih baik, yaitu Warga Negara yang memiliki kemampuan,
kemauan,dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sebagai Warga
Negara.Budaya sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup
bermasyarakat yang tidak disadari oleh nilai-nilai budaya yang diakui
masyarakat tersebut.Nilai-nilai budaya tersebut dijadikan dasar dalam pemberian
makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota masyarakat
tersebut.Posisi budaya yang demikian penting dalam pendidikan budaya dan
karakter bangsa.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
- Pendidikan karakter adalah suatu sistem penamaan nilai-nilai karakter yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,sesama,lingkungan,maupun kebangsaan.Pengembangan karakter bangsa dapat dilakukan melalui perkembangan karakter individu seseorang.Akan tetapi, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dan budaya tertentu, maka perkembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang bersangkutan.
- Strategi-strategi dalam Perkembangan Pendidikan Berkarakter salah satunya adalah Strategi Pendidikan Karakter melalui Multiple Intelligence (Multiple Talent Approach) Strategi ini bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak didik yang merupakan Pengembangan potensi yang membangun self concept yang menunjang kesehatan mental.
- Tujuan Pendidikan Pendidikan Karakter Bangsa diantaranya adalah sebagai berikut :
- Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan Warga Negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
- Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya dan karakter bangsa
- Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa
- Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan
- Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas, dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.
3.2
Saran
Dalam
penyusunan makalah ini Penulis mohon dengan sangat masukan dan kritikan dari
Bapak Dosen agar menjadi lebih baik lagi, karena dalam penyusunan makalah ini
kami, mungkin banyak kata atau penulisan kata yang salah.
DAFTAR PUSTAKA
Ananta
Pramoedya Toer.2006. Anak Semua Bangsa.Jakarta : Lentera Dipantar
Depdiknas,
2003, Undang-undang No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, www.depdiknas.go.id
Goble, G
Frank.1991.Mazhab Ketiga : Psikologi Humanistik Abraham Maslow.
Yogyakarta.Penerbit Kanisius
Muin,Fachtul.2011.Pendidikan
Karakter Konstruksi Teoritik dan praktik.Yogyakarta : Arr-ruzz Media
Rachman,
Maman. 2000. Reposisi, Reevaluasi, dan Redefinisi Pendidikan Nilai Bagi
Generasi Muda Bangsa. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Tahun Ke-7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar